Nasehat yang saya anggap paling bermanfaat dalam menempuh perkuliahan adalah nasehat dari guru bahasa Inggris saya di SMP. Namanya Bu Tati. Orangnya baik hati, tapi tegas dan agak nyentrik. Ketika mengajar, dia selalu membawa kucing kesayangannya dan menempatkannya di atas meja guru. Cara Bu Tati mengajar bahasa Inggris sedikit berbeda dari guru Inggris saya sebelumnya. Misalnya daripada berpusing-pusing belajar grammar, bu Tati berkeras kami mempelajari irregular verbs dan menghafalkannya, walaupun hanya 10 kata per-minggu. Beliau meminta kami belajar dengan target yang jelas dan terukur, dan saran yang diulangnya setiap hari adalah “ don’t put until tomorrow what you can do today”.
Nasehat ini baru terasa relevansinya ketika saya kuliah S2 di Australia. Beberapa hari sebelum jadwal kuliah, dosen-dosen sudah akan mem-posting bahan bacaan maupun tugas yang harus dibaca/dikerjakan sebelum datang ke kelas. Sementara banyak sekali alasan untuk menunda belajar. Alasan utama adalah pikiran bahwa masih banyak waktu sebelum ujian. Padahal, bahan kuliah adalah building block pemahaman materi kuliah itu sendiri (saya pun baru ngeh setelah lewat 1 semester). Dosen akan berasumsi kita sudah membaca dan memahami dasar-dasarnya, supaya penjelasan dan diskusi di dalam kelas bisa berjalan baik. Ketika kita menunda mempelajari bahan, menjelang ujian/membuat essay, bahan itu menjadi terlalu banyak untuk dicerna sekaligus.
Untunglah selama tinggal di Australia saya berbagi rumah dengan teman-teman yang jauh lebih disiplin daripada saya, sehingga banyak yang bisa saya contoh, seperti:
- Menetapkan waktu untuk belajar setiap hari, misalnya dalam waktu-waktu yang kosong di sela-sela kuliah antara jam 9 s.d jam 5 sore; atau malam hari. Ketika waktu ini terlanggar, carikan waktu yang lain pada hari yang sama, just don’t put until tomorrow what you can do today!
- Tidak tenggelam dalam kesibukan ber-social media. Apapun itu: Facebook, Path, Google+, BBM, Whatsupp, seringkali niat awalnya sekedar meng-update status, tapi buntut-buntutnya kita tergoda mengecek updates teman-teman. Lalu mengomentari, atau membalas pesan-pesan/komentar, dst dst sampai berjam-jam.

Saya mempunyai beberapa tempat favorit di kampus untuk belajar, dan biasanya berusaha disiplin untuk membaca dan membuat summary/tugas setiap hari disana antara jam 9 s.d jam 3 sore. Apalagi saya tidak punya banyak kesempatan untuk belajar di rumah karena punya dua anak kecil. Walaupun demikian, saya juga mencoba rutin berkegiatan luar ruang supaya tetap sehat jasmani dan rohani. Tiap jam makan siang, saya akan jogging keliling kampus atau di sekitar danau Burley Griffin sekitar 1 jam. Jalan bersama teman dari program lain juga membantu take my mind off things and stay sane, karena kami bisa ngobrol dan bercanda tentang hal-hal lain.
Saya merasa nasehat bu Tati membuat saya lebih mudah belajar bahasa Inggris ketika SMP dulu. Di akhir kelas 2, kami sekelas menguasai irregular verbs yang ternyata memudahkan belajar aspek gramatikal bahasa Inggris. Dari sekian banyak nasehat/saran lainnya, nasehat inilah yang saya rasa paling bermanfaat hingga saat ini pun. Tidak menunda-nunda pekerjaan (kewajiban) telah membantu saya menetapkan prioritas dalam studi hingga akhirnya selesai dengan baik :).