Hello, good morning, can I speak to Ida Puspita?” begitu suara laki-laki di seberang sana menyapaku dengan logat Aussienya yang  kental. “Yes, I am Ida”, dengan perasaan curiga dan jengkel karena gara-gara telepon orang ini saya harus bergegas keluar dari kamar mandi. Sudah gitu, dia pake private number lagi. “I am J… (maaf namanya saya sensor ya) from My Australia. Congratulations! You are chosen to be one of the guest stars in My Australia TV show!” Dan kata yang meluncur dari bibirku saat itu hanya satu: “UNBELIEVABLE!” (selain tentunya dalam hati berucap Alhamdulillah)

Tidak pernah ada dalam benakku bahwa video iseng-iseng yang kuunggah di Youtube dan kukirimkan ke laman Facebook My Australia dua menit menjelang detik-detik terakhir pendaftaran menjadi bintang tamu di acara TV ini ternyata bisa menarik perhatian kru My Australia. Pasalnya, video yang direkam oleh suami tercinta ini kualitasnya tidak bagus. Selain suami yang terkantuk-kantuk karena kubangunkan jam 22:00 malam hanya untuk merekam ide gila ini, saya sendiri juga dalam kondisi sangat lelah setelah pulang dari kampus jam 21:30 malam. Sang suami sampai hampir hilang kesabarannya karena awalnya kubilang hanya 5 menit rekaman menjadi 50-an menit karena berkali-kali diulang.

Ide gila ini berawal dari email yang dikirimkan oleh sponsor beasiswa saya (Ausaid) bahwa ABC TV membuka kesempatan bagi international students untuk terlibat dalam series 3 My Australia, acara TV yang menayangkan bagaimana para pendatang khususnya yang berasal dari negara Asia Pasifik belajar budaya Australia. Syarat yang diminta adalah video dengan durasi dua menit yang isinya perkenalan diri dan mengapa kita pantas menjadi guest star di acara ini. Pada awalnya saya tidak mempedulikan email tersebut karena memang tidak tertarik. Kemudian suatu hari saya tidak sengaja melihat di news ticker FB, teman saya mengomentari videonya yang dimuat di laman FB My Australia. Saya lalu menelusuri laman FB My Australia dan melihat ada banyak video yang diunggah di sana. Melihat beberapa video yang konsepnya cukup sederhana, saya pikir: “Nyoba ah. Paling juga gak keterima. Mana ada orang pake jilbab masuk TV Australia, hehe.” Keesokan harinya ketika melihat video-video lainnya, keyakinan saya tidak akan lolos semakin besar karena bahasa Inggris mereka bagus-bagus dan konsep video mereka juga lucu-lucu. Ada juga video dari beberapa kawan Indonesia.

Saya tidak tahu berapa video yang masuk ke ABC TV, tapi dari sekian banyak video, akhirnya dipilih 24 video untuk ke tahap selanjutnya: wawancara via skype. Video saya termasuk salah satunya. Singkat cerita, wawancara skype berjalan lancar.  Lalu kegilaan ini akhirnya bermuara pada telepon private number yang saya terima jam 10 pagi di atas.

Sebelas guest stars ini berasal dari negara Tibet, China, India, Singapura, Sri Lanka, Papua Nugini, Timor Leste, Fiji, Solomon Islands, Bhutan dan INDONESIA. Wollongong diwakili oleh Solomon Islands dan Indonesia. Sebagian dari sembilan guests lainnya tinggal atau kuliah di Adelaide, Canberra, Melbourne dan Sydney. Kami lalu diminta mengusulkan tiga ide cerita tentang budaya atau kebiasaan orang Australia apa saja yang ingin kami alami atau pelajari di My Australia, tentunya yang  belum pernah ada di dua series sebelumnya. Ide ini harus mencakup tiga kategori: personal challenge, adventure dan community-based-story. Ini tantangan tersendiri karena hampir semua kebiasaan orang Australia sudah pernah ditayangkan sebelumnya. Saya sampai bertanya ke beberapa teman Australia dan rata-rata ide dari mereka sudah pernah ditayangkan. Kalau dianalogikan, My Australia itu seperti Neng Koala, cuma bentuknya visual. Setelah riset ke sana kemari, akhirnya saya mengusulkan tiga ide cerita: hang-gliding (challenge), Aboriginal arts (community-based) dan camping (adventure). Semuanya diterima.

Dalam prosesnya, ide hang-gliding (baca: gantole) terpaksa diganti karena olahraga yang termasuk cukup ekstrim ini sangat weather-dependant. Ini merupakan salah satu daya tarik wisata di Wollongong karena konon hang-gliding pertama di Australia dimulai di Bald Hill Wollongong. Sayangnya, di hari syuting yang ditentukan, arah anginnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Akhirnya dengan berat hati, hang-gliding diganti dengan lawn bowl, juga masih merupakan olahraga khas di Australia.

Syuting hari pertama adalah tentang profil guest star. Syuting ini berlangsung 8 jam yang meliputi aktivitas saya keseharian sebagai mahasiswa, ibu rumah tangga dan pengurus PPIA. Kebetulan di hari yang sama, PPIA Wollongong diundang untuk menampilkan dan mengajarkan tari Saman ke para siswa di Illawarra Sports High School Wollongong. Jadi kegiatan PPIA ini menjadi bagian dari profil saya dan diliput oleh dua TV: UOW TV dan ABC TV (Mengajar Tari Saman sambil Diliput TV).

Syuting hari berikutnya adalah belajar melukis dengan simbol-simbol Aborigin. Seumur hidup saya, saya belum pernah melukis. Saya hanya bisa menggambar sawah dengan latar belakang matahari yang baru terbit di antara dua gunung ditambah awan dan burung-burung. Oya, tidak lupa ada jalan di samping sawah dan beberapa pohon kelapa. Sangat klasik bukan? Sekarang tiba-tiba saya harus melukis, pakai simbol-simbol Aborigin pula, sudah gitu pake disyuting lagi. Sebelum hari H syuting, saya bertemu dengan dua artis Aborigin yang sangat ramah. Seperti biasa, orang Australia selalu bilang: “Don’t worry. You’ll be alright.” Kalimat ini tidak mampu mengurangi kekhawatiran saya. Bahkan dua lembar simbol-simbol Aborigin yang mereka kasih untuk saya pelajari malah membuat saya semakin panik. Susah sekali menghapal semua simbol itu. Mereka hanya berpesan, yang harus saya siapkan hanya  pengalaman saya yang berkesan selama di Australia.

Syuting hari ketiga adalah camping. Di antara tiga ide cerita yang saya usulkan, ide inilah yang paling sulit pelaksanaannya. Saya harus mencari teman-teman Australia yang  berpengalaman camping. Sayangnya, semua teman yang sering camping sedang tidak berada di Wollongong. Ketika kemudian ketemu dengan temannya teman yang bersedia membantu, sehari sebelum hari H, dia mengalami kecelakaan ringan yang membuatnya tidak bisa berjalan untuk sementara. Di tengah kepanikan saya, tiba-tiba ada teman cewek yang mirip sama Nadine Candrawinata, mantan putri Indonesia, yang menawarkan diri untuk membantu. Tidak disangka di balik kecantikannya, dia ternyata pencinta alam. Proses pencarian volunteer camping ini sangat melelahkan. Tapi syuting camping ini yang paling berkesan untuk saya.

Syuting hari terakhir adalah lawn bowl. Jujur saja, saya sudah sangat tidak bersemangat syuting cerita ini karena sudah kecewa dengan hang-gliding yang tidak jadi itu. Tapi ternyata di sini saya bertemu dengan orang-orang Australia non-mahasiswa yang sangat ramah yang bahkan setelah proses syuting selesai, mereka masih kirim sms menanyakan apa saya bisa ikut latihan lagi dengan mereka.  Anyway, lawn bowl adalah olahraga sejenis bowling hanya medianya di lapangan outdoor.

Episode perdana My Australia akan ditayangkan di 46 negara Asia Pasifik pada hari Rabu depan, 24 Oktober 2012. Di Indonesia, acara ini akan ditayangkan pada jam 17:00 dan 21:30 WIB melalui channel Australia Network di Indovision (Ch 350), Telkomvision (Ch 162) dan First Media (Ch 251). Tiga cerita yang akan ditayangkan adalah abseiling – Tibet, Turtle Hospital – Papua Nugini dan Aboriginal painting – Indonesia. Berikut promo videonya.

Mohon doanya ya teman-teman, mudah-mudahan hasilnya sesuai harapan.